Rabu, 17 Agustus 2016

RPPM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
Kelompok : A (4-5 th)
Semester / Minggu : 1/1
Tema : Diriku
Sub Tema : Identitasku

KEGIATAN UNTUK MENCAPAI KD
1.1- 1.2- 2.5- 2.6- 2.12- 3.5- 3.11- 4.3- 4.5- 4.7- 4.10- 4.11- 4.15.


MEMBUAT BUKU “AKU”
  • Mengamati foto-foto tentang aku
  • Bercakap-cakap tentang dirinya
  • Menyanyi “Aku”
  • Menggambar tentang aku, balon,rumah, makanan kesukaan
  • Menebalkan tulisan tentang nama,lambang bilangan, gambar
  • Bercerita tentang buku aku
GAMBAR RUMAHKU

  • Bercakap-cakap tentang alamat rumah
  • Permainan bersih-bersih rumah
  • Mewarnai rumah
  • Menebalkan nomor rumah
  • Bermain maze “Mencari alamat“
  • Mengucap kan syair “Rumahku“
SANDIWARA BONEKA TENTANG AKU
  • Mengurutkan nomor tampil
  • Bernyanyi “Aku berani mencoba”
  • Memilih boneka yang akan tampil
  • Berdoa sebelum tampil
  • Saatnya bercakap-cakap tentang diri melalui boneka
  •  Bermain “Siapa aku?”
BERMAIN PERAN KE TOKO BAJU
  • Mengamati ukuran-ukuran baju sesuai usia
  • Memasangkan lambang bilangan dengan ukuran baju
  • Memajang baju
  • Bermain peran ke toko baju
  • Menyanyi “Bila umurku bertambah”
MEMBUAT GRAFIK JENIS KELAMIN
  • Mengamati anak laki-laki dan anak perempuan
  • Permainan “Putra-putri”
  • Memilih gambar sesuai dengan jenis kelamin sendiri
  • Menempel gambar jenis kelamin
  • Menggambar sesuai jenis kelaminnya
  • Bermain pesan berantai
MEMBUAT PAPAN NAMA
  • Bercakap-cakap tentang “Nama”
  • Bernyanyi “Siapa namamu“
  • Bermain “Yang mana namaku“
  • Membuat papan nama
  • Menghias papan nama
  • Bermain tepuk nama

I. ALAMAT RUMAHKU
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR :
gambar rumah ukuran besar, koran, lembar kerja gambar rumah, spidol, lembar
kerja maze mencari jalan menuju rumah, syair
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
a. Bercakap –cakap
  • - Anak mengamati rumah yang diperlihatkan guru
  • - Guru membicarakan tentang alamat rumah
  • - Anak dan guru bercakap – cakap tentang alamat rumah
b. Permainan bersih-bersih rumah
  • - Anak melakukan pemanasan didalam kelas dibimbing guru
  • - Anak melakukan permainan bersih-bersih rumah dengan cara anak dibagi dua kelompok dibatasi dengan tali rapia atau kapur anak saling melempar dan memungut gulungan koran, sampai diberhentikan guru.
  • - Anak melakukan penenangan dibimbing guru
c. Mewarnai gambar rumah
  • - Guru membagikan gambar rumah
  • - Anak mewarnai gambar rumah dibimbing guru
d. Menebalkan nomor rumah
  • - Guru bertanya pada anak tentang nomor rumahnya
  • - Anak menebalkan nomor rumah dengan spidol warna warni
e. Bermain maze “mencari alamat“
  • - Guru membagikan lembar kerja tentang bermain maze mencari jalan menuju rumah
  • - Anak dibimbing guru mencari jalan menuju gambar rumah dengan pinsil warna
f. Mengucap kan syair “ Rumahku"
  • - Sebagai penguatan di akhir kegiatan guru memberikan contoh mengucapkan syair rumahku
  • - Anak mengucapkan syair “rumahku” dibimbing guru
URAIAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN:
- Memiliki sikap percaya diri, taat pada aturan, mandiri, tanggung jawab,
- Menyebutkan alamat rumah
- Memahami cara memecahkan masalah
- Mengungkapkan kembali apa yang didengarnya
- Mewarnai gambar
- Menebalkan lambang bilangan

II. MEMBUAT PAPAN NAMA
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR :
macam-macam papan nama, buku lagu, kertas, spidol, kertas karton,
guntingan kertas hiasan
URAIAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN:
- Memiliki sikap Percaya diri, Mandiri, jujur, tanggung jawab
- Menyebutkan nama sendiri dan teman-temannya
- Mengetahui tulisan namanya sendiri
- Bernyanyi
- Mewarnai dan menggambar papan nama
- Mengungkapkan 4-5 kata
- bertepuk sesuai dengan namanya sendiri
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
a. Bercakap-cakap tentang “ nama ”
  • - Guru memperlihatkan macam macam papan nama
  • - Anak mempercakapkan dengan guru tentang papan nama yang diperlihatkan guru
  • - Anak menyebutkan namanya sendiri
b. Bernyanyi “ Siapa namamu “
  • - Guru bernyanyi lagu “siapa namamu” 2-3 kali
  • - Anak menyanyi lagu “siapa namamu” dibimbing guru
c. Bermain “yang mana namaku “
  • - Anak menyanyi dengan judul lagu bebas sambil berjalan atau berlari kecil atau jalan jongkok mengelilingi papan nama anak yang disebar di tengah lingkaran anak-anak
  • - Setelah lagu selesai dinyanyikan anak serentak mengambil papan namanya sendiri di bimbing guru
d. Membuat papan nama
  • - Guru membagikan kertas ukuran kurang lebih 5 x 10 cm bertulisankan nama nama kecil anak dengan pensil tipis-tipis
  • - Anak menebalkan tulisan namanya sendiri dengan spidol warna warni dibimbing guru
e. Menghias papan nama
  • - Anak mewarnai atau memberi gambar atau menempel hiasan yang sudah disiapkan guru di papan nama yang sudah ditebalkan dibimbing guru
f. Menempel papan nama
  • - Anak menempel papan namanya di kertas karton yang besar bersama dengan yang lainnya
  • - Guru memberi tulisan “nama nama kelasku' atau sesuai dengan keinginan guru

g. Bermain tepuk nama
  • - Setelah kegiatan selesau guru memberikan penguatan dengan bermain tepuk nama
  • - Anak duduk melingkar satu persatu menyebutkan namanya di seling dengan tepuk tangan seperti ; ani prok-prok-prok ….tono prok-prok-prok…..dian prokprok- prok

III. SANDIWARA BONEKA TENTANG AKU
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR :
kocokan angka, macam-macam boneka, panggung boneka dan buku lagu
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
a. Mengurutkan nomor tampil
  • - Guru dan anak bercakap-cakap tentang kegiatan yang akan dilaksanakan hari tersebut
  • - Anak menjawab dan bertanya pada guru tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
  • - Anak mengambil no urut untuk giliran bercerita tentang dirinya dengan boneka di panggung boneka
b. Bernyanyi “ Aku berani mencoba”
  • - Guru bernyanyi lagu “ Aku berani mencoba” 2-3 kali
  • - Anak menyanyi lagu “ Aku berani mencoba” dengan bimbingan guru
  • - Anak menyanyikan lagu "Aku berani mencoba"
c. Memilih boneka yang akan tampil
  • - Anak menyimak guru yang sedang memperlihatkan kurang lebih 5 boneka
  • - Anak memilih boneka yang akan digunakan dan menyimpan kembali di tempatnya
d. Berdoa sebelum tampil
  • - Anak bersama guru mempersiapkan boneka dan panggung boneka kemudian berdoa bersama-sama
e. Saatnya bercakap-cakap tentang diri melalui boneka
  • - Anak bercerita tentang dirinya melalui boneka mulai dari nama, usia,alamat rumah, jenis kelamin dan lain- lainya sekitar dirinya, dibimbing guru
  • - Anak bertanya pada boneka yang dimainkan anak
f. Bermain “siapa aku”
- Guru bercerita tentang ciri-ciri salah satu anak melalui boneka
- Anak menjawab nama anak yang dimaksud guru
TUJUAN PEMBELAJARAN:
  • - Memiliki sikap percaya diri, mandiri, bersyukur, santun dalam bicara dan mau mendengarkan orang bicara
  • - Mengetahui urutan bilangan
  • - Menyebutkan tentang dirinya
  • - Bernyanyi
  • - Mengungkapkan 4-5 kata dalam satu kalimat
  • - Memilih boneka

IV. BERMAIN PERAN KE TOKO BAJU
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR :
macam-macam baju berbagai ukuran, kertas, spidol, gantungan baju, kantong-kantong,
uang mainan, meja, tempat kasir dan buku lagu
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
a. Mengamati ukuran-ukuran baju sesuai usia
  • - Guru memperlihatkan macam-macam baju dengan berbagai ukuran
  • - Anak melihat, memegang, meraba, mencoba, bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru juga temannya tentang baju-baju tersebut.
b. Memasangkan lambang bilangan dengan ukuran baju
  • - Guru menulis lambang bilangan pada kertas ukuran 5 x 5 cm dari mula angka 1 sampai angka 5
  • - Anak menempelkan angka tersebut pada baju-baju yang tersedia sesuai dengan ukuran baju baju dibimbing guru
c. Memajang baju
  • - Guru membagikan gantungan baju dan menyiapkan peralatan lainnya seperti uang mainan, kantong, tempat kasir dll
  • - Anak memajang baju seperti di toko baju dibimbing guru
d. Bermain peran ke toko baju
  • - Anak bermain peran pergi ketoko baju seperti memilih baju yang disukai dan seseuai dengan usianya, menawarkan baju atau menawar baju, memberikan
  • uang mainan dan memberikan uang kembalian dengan memperkirakan harga baju tersebut, membungkus dll
e. Menyanyi “bila umurku bertambah”
  • - Setelah kegiatan selesai guru memberikan penguatan pada anak melalui lagu “bila umurku bertambah”
  • - Anak menyanyi lagu “bila umurku bertambah” dibimbing guru
TUJUAN PEMBELAJARAN:
- Memiliki sikap percaya diri, mandiri, teliti, bersyukur, santun dalam bicara dan mau
mendengarkan orang bicara
- Mengetahui ukuran
- Menyebutkan lambang bilangan
- Menghubungkan ukuran baju dengan usia
- Menyebutkan usianya
- Memajang baju
- Menyanyi
- Mengungkapkan 4-5 kata dalam satu kalimat saat berbicara

V. MEMBUAT GRAFIK JENIS KELAMIN
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR :
cermin, gambar anak laki-laki dan anak perempuan, krayon, lem, kertas karton,
guntingan hiasan

TUJUAN PEMBELAJARAN:
- Memiliki sikap mau saling menyayangi, saling menghargai, percaya diri ,
mandiri, jujur, tanggung jawab, sabar
- Mengungkapkan kembali apa yang di dengar
- Menyebutkan jenis kelaminnya dan temannya
- Membedakan laki-laki dan perempuan
- Menempel gambar
- Memilih gambar
- Menunjukkan kekuatan otot kaki ketika berlari
- Menggambar

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
a. Mengamati anak laki-laki dan anak perempuan
- Anak melihat dirinya dan teman-temannya melalui cermin dibimbing guru
- Anak menjawab pertanyaan dari guru dan temannya juga bertanya pada guru
dan temannya tentang perbedaan anak laki-laki dan perempuan
b. Permainan “putra-putri”
- Anak melakukan pemanasan dibimbing guru
- Anak dibagi dua kelompok berdasarkan jenis kelamin lalu berbaris berbaris
berbanjar
- Guru ada di depan di tengah dua kelompok barisan anak kemudian
menyebutkan ….puuu..puuu… putttriii
- Anak perempuan kemudian berlari kepinggir barisan beberapa meter
- Guru menyebutkan kembali putra atau putri dan anak melakukan kembali
gerakan berlari kepinggir dari tempat semula secara bergantian.
- Anak melakukan penenangan dibimbing guru
c. Memilih gambar sesuai dengan jenis kelamin sendiri
- Guru memperlihatkan gambar anak laki-laki dan perempuan
- Anak memilih gambar sesuai dengan jenis kelaminnya sendiri
d. Menempel gambar jenis kelamin
- Guru mempersiapkan kertas karton bentuknya memanjang diberi garis tengah
atau dibuat dua kolom untuk memisahkan gambar anak laki-laki dan anak
perempuan
- Anak menempel gambar yang telah dipilihnya di kertas karton berdasarkan
jenis kelaminnya
e. Menggambar dirinya sesuai jenis kelaminnya
- Guru membagikan kertas dan pinsil warna
- Anak menggambar dirinya sendiri sesuai dengan jenis kelaminnya
f. Bermain pesan berantai
- Setelah kegiatan selesai guru memberikan penguatan dengan cara
memberikan kegiatan pesan berantai dengan kata-kata 'laki-laki atau
perempuan'
- Anak duduk melingkar, guru membisikan kata-kata kemudian anak
membisikan kembali kata tersebut pada teman di sebelahnya sampai pada
anak yang terakhir.

VI. MEMBUAT BUKU "AKU"
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR :
foto, buku lagu,kertas , krayon, spidol, staples, kertas karton
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN:
a. Mengamati foto-foto tentang aku
- Guru memperlihatkan foto-foto anak-anak
- Anak melihat, memegang , menjawab pertanyaan dari guru dan temannya
juga bertanya pada guru dan temannya tentang foto-foto anak sekelas
b. Bercakap-cakap tentang dirinya
- Anak menjawab pertanyaan dari guru dan temannya juga bertanya pada
guru dan temannya tentang anak sekelas
c. Menyanyi “aku bangga pada diriku”
- Guru memberi contoh menyanyi lagu “aku”
- Anak menyanyikan lagu “aku” dibimbing guru
d. Menggambar tentang aku, balon, rumah, makanan kesukaan
- Guru memberikan kertas 4 lembar pada setiap anak untuk menggambar
tentang aku, balon, rumah, makanan kesukaan
- Anak menggambar tentang aku, balon, rumah, makanan kesukaan dibimbing
guru
e. Menebalkan tulisan tentang nama, lambang bilangan, gambar
- Guru menuliskan nama pada gambar aku, angka tanggal kelahiran pada
gambar balon, nama makanan pada gambar makanan kesukaan, alamat
rumah pada gambar rumah. Tulisan –tulisan tersebut disesuaikan dengan
kemampuan perkembangan kekuatan otot tangan anak masing-masing.
- Anak menebalkan tulisan nama, tanggal lahir, alamat rumah dan makanan
kesukaan
- Guru mengumpulkan hasil gambar dan tulisan anak lalu dijilid setiap anak
mendapatkan satu buah buku tentang aku
f. Bercerita tentang buku aku
- Sebagai penguatan terhadap kegiatan satu hari , anak menceritakan tentang
buku “aku” dihadapan teman-temannya
TUJUAN PEMBELAJARAN:
- Memiliki sikap bersyukur, menyayangi dan menghargai dirinya dan orang
lain, percaya diri, mandiri,
- Menyebutkan nama dan alamat rumah
- Menyebutkan tanggal lahir
- Menyebutkan makanan kesukaannya
- Mengenal lambang bilangan
- Mengungkapkan 4-5 kata dalam satu kalimat
- Menyanyi
- Menggambar
- Menebalkan tulisan

Selasa, 24 Mei 2016

PTK MEMPERBAIKI PERILAKU ANAK YANG EKSTROVERT



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Anak ekstrovert adalah anak yang mempunyai sifat sosial dan pikirannya lebih banyak tertuju pada hal-hal di luar dirinya. Anak ekstrovert mempunyai ciri mudah  bergaul, senang beraktifitas, lebih senang bercerita daripada mendengarkan orang bercerita. Anak yang memiliki kepribadian ekstrovert dimasa yang akan datang akan mendominasi mendapatkan dunia kerja terutama bisnis.
Jung (dalam Junaedi dan Hambali,2013:70) membedakan dua sikap atau orientasi utama kepribadian, yakni sikap ekstrover dan sikap introver. Ekstrovert adalah kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak keluar daripada kedalam diri sendiri. Sedangkan Introvert adalah orang yang cenderung menarik diri dari lingkungan sosial.
Di PAUD Islam Al-Haniif anak didik cenderung berperilaku ekstrovert terutama kelompok B. Anak memiliki keberanian menceritakan pengalaman yang dialaminya kepada guru atau teman sebayanya. Saat guru menjelaskan, anak – anak tersebut terlihat asyik bercerita dengan teman satu kelompoknya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di PAUD Islam Al-Haniif, pada hari Jum’at, tanggal 15 Januari 2016 dari jumlah 17 , 70% anak didik merupakan anak yang berperilaku ekstrovert. Menurut penelitian dengan jumlah yang diperoleh, data anak berperilaku ekstrovert berjumlah 12, maka terdapat perbedaan tingkat rasa percaya diri antara anak yang berperilaku introvert dan ekstrovert.
Dari hasil Mean rasa percaya diri berperilaku anak ekstrovert diperoleh harga 2,6, sedangkan anak introvert diperoleh harga 1,92. Dengan demikian dapat simpulkan : “Lebih tinggi rasa percaya diri anak berperilaku ekstrovert apabila dibandingkan dengan anak berperilaku Introvert.
Dampak perilaku ekstrovert pada anak adalah adanya kecenderungan suka berkelompok sehingga menghasratkan kehadiran orang lain dan merasa kesepian jika berada seorang diri. Anak didik merasa puas karena bersama orang lain. Anak ekstrovert lebih gampang bosan, karena tidak ada penyaluran energi dan hasrat pada diri anak.
Cara penanganan yang dilakukan di PAUD Islam Al-Haniif terhadap anak ekstrovert dengan Pendekatan Individual. Guru kelas kelompok B dalam menangani anak ekstrovert dengan pendekatan Individual sehingga guru faham apa yang diinginkan oleh anak. Anak memberikan hal-hal baru dan menyalurkan bakat yang ada di diri.

B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dan data pendukung dari rekan guru diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut :
a.       Karena activity atau energi anak yang berlebih
b.      Karena aspek pengembangan Interpersonal pada anak yang belum terlampaui
c.       Karena kurangnya pendekatan individual baik dari orang tua ataupun guru
2. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan pembatasan masalah pada anak ekstrovert karena aspek pengembangan interpersonal pada anak yang belum terlampaui sehingga dalam penelitian ini digunakan metode pendekatan secara individual.
3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah disusun rumusan masalah sebagai berikut :
a.       Bagaimana upaya guru dalam memperbaiki perilaku anak ekstrovert kelompok B melalui pendekatan individual di PAUD Islam Al-Haniif?
b.      Apakah terdapat perbaikan perilaku anak yang ekstrovert kelompok B melalui pendekatan Individual di PAUD Islam Al-Haniif?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk memperbaiki perilaku anak yang ekstrovert sehingga perilaku anak ekstrovert kelompok B di PAUD Islam Al-haniif dapat diperbaiki dengan kegiatan melalui metode pendekatan individual.
Secara khusus penelitian ini bertujuan :
1.      Mengetahui upaya guru dalam memperbaiki perilaku anak yang ekstrovert kelompok B melalui pendekatan individual di Paud Islam Al-Haniif
2.      Mengetahui ada tidaknya peningkatan perbaikan perilaku anak yang ekstrovert di kelompok B setelah digunakan metode pendekatan individual di PAUD Islam Al-Haniif

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan ide atau gagasan tentang upaya perbaikan perilaku anak yang ekstrovert melalui pendekatan individual.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis atau peneliti
1.      Pengalaman dalam penulisan
2.      Syarat menyelesaikan studi
3.      Memperkaya referansi
b. Bagi PAUD Islam Al-Haniif
1.      Memperkaya referensi pembelajaran
2.      Meningkatkan kualitas pembelajaran
3.      Meningkatkan kompetensi guru
c. Bagi IAI BBC
1.      Sumbangan referensi di bidang Anak Usia Dini
2.      Koleksi perpustakaan
E. Kerangka Berfikir
Anak Usia Dini menurut Mansur (2005:85) adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada masa ini merupakan masa emas atau Golden Age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa yang akan datang. Karakteristik Anak usia Dini menurut Sofia Hartati (2005:8-9) sebagai berikut :
1.      Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2.      Merupakan pribadi yang unik
3.      Suka berfantasi dan berimajinasi
4.      Masa potensial untuk belajar
5.      Memiliki sikap egosentris
6.      Memiliki rentan daya konsentrasi yang pendek
7.      Merupakan bagian dari makhluk sosial
Dalam pribadi anak yang unik ada yang mempunyai sikap perilaku yang ekstrovert dan introvert.
Sikap perilaku Ekstrovert dan Introvert menurut Djamarah (2004:23-26) merupakan perkembangan sosial bagi setiap individu. Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya. Minat, sikap atau keputusan – keputusan yang diambil selalu di dasarkan pada pemikiran, perasaan dan pengalaman sendiri. Orang-orang dengan kecenderungan introvert biasanya cenderung diam dan tidak membutuhkan orang lain karena merasa kebutuhannya sudah terpenuhi sendiri. Sedangkan ekstrovert cenderung aktif, suka berteman dan ramah tamah, akan tetapi anak yang ekstrovert lebih cenderung selalu ingin didengar dan bersikap egois.
Terdapat sejumlah perilaku sosial yang dapat dikembangkan pada usia prasekolah, antara lain melakukan kontak dan bermain bersama anak lain, belajar berinteraksi dengan teman sebaya untuk saling memberi, belajar bergaul dengan anak lain untuk berinteraksi secara harmoni, belajar melihat dari sudut pandang anak lain dan menyelesaikan atau mengatasi konflik dengan orang lain, sehingga disini peran guru dan orangtua adalah sangat penting. Untuk sikap  anak usia prasekolah guru maupun orangtua dapat melakukan pendekatan individual agar perilaku anak yang lebih terarah.
Pendekatan individual adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang bertujuan untuk membimbing dan membantu anak didik secara individual. Dalam pendekatan individual ini perbedaan karakter anak didik merupakan hal penting yang harus diperhatikan agar tercapai ketuntasan belajar anak didik. Penerapan pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi anak didik secara optimal.
Sebagai individu anak mempunyai kebutuhan dasar baik fisik maupun kebutuhan anak diakui sebagai pribadi untuk dihargai atau menghargai orang lain. Anak yang ekstrovert pada umumnya stimulasi perkembangan intrapersonalnya saja yang belum tercapai, akan tetapi perkembangan interpersonalnya juga belum berkembang sehingga peran guru bekerjasama dengan orangtua untuk menstimulasi hal tersebut.



















BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun. Jadi mulai dari anak lahir hingga mencapai umur 6 tahun akan dikategorikan sebagai anak usia dini. Beberapa orang menyebutkan fase masa ini dengan “Golden Age”, karena masa ini menentukan seperti apa kelak jika dewasa baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini merupakan dua istilah yang berbeda pengertian, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif yang menunjukkan perubahan yang dapat iamati secara fisik melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan sebagainya.
Perkembangan merupakan proses kualitatif yang menunjukkan bertambahnya kemampuan (keterampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang beraturan dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.
Ada enam aspek penting yang dapat dilihat pada pertumbuhan dan perkembangan pada periode Golden Age, yakni pengembangan moral dan nilai-nilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan social emosional, pengembangan seni dan kreatifitas. Sesuai dengan tujuan pendidikan anak usia dini yaitu menyiapkan anak untuk berkembang secara komprehensif, sudah barang tentu orientasi pendidikan anak usia dini tidak hanya sebatas pada aspek pengembangan kecerdasan saja, tetapi juga aspek pengembangan yang lebih luas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini adalah faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan).
Faktor Internal terdiri dari perbedaan ras / etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik dan kelainan kromosom. Adanya suatu kelainan genetik dan kromosom dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang terlihat pada anak sindroma down.
Selain faktor internal, faktor eksternal / lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Contoh faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah gizi, stimulasi, psikologi dan sosial ekonomi. Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat gizi yang tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna. Hasil penelitian tentang pertumbuhan anak Indonesia (Sunawang, 2002) menunjukan bahwa kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada usia 6 – 18 bulan. Penyebab gagal tumbuh tersebut adalah keadaan gizi ibu selama hamil, pola makan bayi yang salah dan penyakit Infeksi.
Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh stimulasi dan psikologis. Rangsangan atau stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya dengan penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain akan mempengaruhi anak dalam mencapai perkembangan yang optimal.

B. Perilaku Anak Ekstrovert
Menurut Jung ada dua sikap saling eksklusif yaitu ekstrovert dan introvert. Pengertian perilaku ekstrovert adalah perilaku yang secara aktif terlibat dalam dunia orang-orang dan hal-hal, aktif secara sosial dan lebih menyadari apa yang terjadi di sekitar mereka.
Perilaku anak yang ekstrovert dimasa yang akan datang akan mendominasi mendapatkan dunia kerja terutama bisnis. Menurut Jung dalam Junaedi dan Hambali (2013:70) ekstrovert adalah kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak keluar daripada kedalam diri sendiri. Menurut MBTI (Myers Briggs Type Indicator) dalam semiun (2013:170) Ekstrovert artinya tipe kepribadian yang suka bergaul, menyenangi interaksi social dengan orang lain dan berfokus pada dunia di luar diri. Di PAUD Islam Al-Haniif terutama kelompok B anak didiknya cenderung pada kepribadian ekstrovert. Terlihat pada keberanian mereka menceritakan pengalamannya yang pernah dialaminya kepada guru atau teman sebaya. Saat guru menjelaskan mereka terlihat asyik bercerita dengan teman dalam satu kelompok.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku ekstrovert pada anak usia dini antara lain : aktifitas, sosial, risk taking (aspek ini mengukur individu dalam berani mengambil resiko atas tindakannya dan menyukai tantangan dalam aktivitasnya), Impulsiveness, Axpressiveness, dan Responbility.

C. Pendekatan Secara Individual
Pendekatan Individual adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didiknya dengan member rasa aman, penuh pengertian untuk memecahkan kasus atau masalah yang sedang dialami anak didiknya tersebut.
Pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang melayani perbedaan – perbedaan perorangan anak didik sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan individual memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing anak didik secara optimal.
Kelebihan dari pendekatan Individual yaitu :
1.      Memungkinkan anak didik yang lama dapat maju menurut kemampuan masing-masing secara penuh dan tepat.
2.      Mengarahkan hasil belajar anak didik terhadap hasil belajar perorangan
3.      Memusatkan pengajaran terhadap mata ajaran dan pertumbuhan yang bersifat mendidik, bukan tuntutan-tuntutan guru
4.      Mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para anak didik yang tergolong lamban
5.      Member kesempatan bagi para anak didik yang pandai untuk melatih insiatif berbuat yang lebih baik.
Kelemahan dari pendekatan individual yaitu :
1.      Proses pembelajaran relative memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah bahan yang dihadapi dan jumlah peserta didik.
2.      Motivasi anak didik mungkin sulit dipertahankan karena perbedaan-perbedaan individual yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat membuat beberapa anak didik rendah diri atau minder dalam pembelajaran.
3.      Adanya penggunaan pasangan guru dan anak didik dalam manajemen kelas regular secara perorangan, sehingga terjadi kemungkinan sebagian anak didik tidak dapat dikelola dengan baik.
4.      Guru-guru yang sudah terbiasa dengan cara lama akan mengalami hambatan untuk menyelenggarakan pendekatan ini karena menuntut kesabaran dan penguasaan materi secara lebih luas dan menyeluruh.
Langkah - langkah yang harus dilakukan guru untuk melakukan pendekatan individual, menurut Djamarah(2005:165)
a.       Mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik dan membuat hubungan saling percaya.
b.      Membantu anak didik dengan pendekatan verbal dan non verbal
c.       Membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas
d.      Menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaan dengan penuh perhatian
e.       Menangani anak didik dengan memberikan rasa aman, penuh pengertian, bantuan dan mungkin memberi beberapa alternative pemecahan







BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (2004) : ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah tindakan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti.
Tindakan adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Refleksi awal
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model PTK Kemmis dan Taggart.
Rencana tindakan
1.1 , 1.2,…
Pelaksanaan tindakan
Observasi
Refleksi
 



                                                                        Tidak berhasil
Pelaksanaan tindakan
Rencana tindakan
1.1 , 1.2,…
                                                  berhasil     
                                                                 
Observasi
Refleksi
 
                                                                      
                                                             berhasil?
B. Setting Penelitian
1.      Tempat penelitian
Tempat penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan observasi di PAUD Islam Al-haniif jalan kavling 3 Rt.03 / 04 Desa adi Dharma Kecamatan Gunungjati. Peneliti melakukan observasi di PAUD Islam Al-haniif karena lokasi tempat yang terpencil akan tetapi mutu pendidikannya yang berkualitas.
2.      Waktu Penelitian
Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan januari dan februari 2016 dalam 2 ( dua ) siklus. Masing – masing siklus sekali pertemuan dengan waktu 150 menit. Rencana penelitian tindakan kelas ini  secara garis besar kegiatannya mencakup hal-hal sebagai berikut :
Tanggal
Waktu
Kegiatan
15 Januari 2016


16 Januari 2016
20 Januri 2016
26 Januari 2016
4 Februari 2016
12 Februari 2016
18 Februari 2016
24 Februari 2016

Menentukan judul proposal PTK, bidang kajian yang akan diteliti, menentukan tempat penelitian.
Pengajuan judul proposal PTK
Rencana dan prosedur penelitian
Perencanaan  siklus 1
Refleksi siklus 1
Perencanaan siklus 2
Refleksi siklus 2
Penyusunan Proposal PTK
C. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Dalam penelitian tindakan ini dasain penelitian setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun rincian setiap siklus dijabarkan sebagai berikut :
Siklus I
1.      Perencanaan
a.       Menyusun RPPH yang mencakup : indikator, kegiatan pembelajaran, alat/sumber belajar dan penilaian perkembangan anak.
b.      Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan yaitu: media gambar, diam/mati , media grafis, media model, dan media realita.
c.       Menyusun instrumen pengamatan.
d.      Menyusun instrument penilaian.
2.      Pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini bentuk pelaksanaan tindakan kelas berupa :
a.       Mengkondisikan kelas.
b.      Melakukan apersepsi dan memberi motivasi ke anak didik.
c.       Menyampaikan materi.
d.      Melaksanakan evaluasi.
3.      Pengamatan
Kegiatan pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan seluruh kegiatan guru dan anak didik selama tindakan berlangsung. Adapun aktifitas guru dan anak didik dicatat dalam lembar observasi berupa catatan lapangan, lembar aktifitas guru dan anak didik.
Pengamatan dilakukan dari awal sampai akhir proses pembelajaran untuk mencatat partisipasi siswa, meliputi: konsentrasi siswa, antusiasme siswa, tanggungjawab siswa, keberanian siswa mengajukan pertanyaan, dan keberanian siswa menjawab pertanyaan.
4.      Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah menelaah dan menganalisis kekurangan selama tindakan berlangsung berdasarkan catatan yang ada di lembar observasi.
Siklus II
1.      Perencanaan
Perencanaan (disusun berdasarkan  refleksi pada siklus I)
a.       Menyusun RPPH yang mencakup : indikator, kegiatan pembelajaran, alat/sumber belajar dan penilaian perkembangan anak.
b.      Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan yaitu: media gambar, diam/mati , media grafis, media model, dan media realita.
c.       Menyusun instrumen pengamatan.
d.      Menyusun instrument penilaian.
2.      Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini bentuk pelaksanaan tindakan kelas berupa :
a.       Mengkondisikan kelas
b.      Melakukan apersepsi dan member motivasi ke anak didik
c.       Menyampaikan materi
d.      Melaksanakan evaluasi
3.      Pengamatan
Kegiatan pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan seluruh kegiatan guru dan anak didik selama tindakan berlangsung. Adapun aktifitas guru dan anak didik dicatat dalam lembar observasi berupa catatan lapangan, lembar aktifitas guru dan anak didik.
Pengamatan dilakukan dari awal sampai akhir proses pembelajaran pada siklus II untuk mencatat partisipasi siswa, meliputi: konsentrasi siswa, antusiasme siswa, tanggungjawab siswa, keberanian siswa mengajukan pertanyaan, dan keberanian siswa menjawab pertanyaan.
4.      Refleksi
Pada tahap ini peneliti segera menganalisis pelaksanaan penelitian setelah kegiatan pembelajaran berakhir sebagai bahan refleksi. Disamping itu, mencatat kekurangan dan kendala dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Apabila masih ada kekurangan dan kendala maka akan dicarikan solusi untuk mengatasinya pada siklus berikutnya. Sedangkan apabila kualitas pembelajaran telah tercapai, maka pelaksanaan berhenti pada siklus II.

D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2013:224) merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Data dalam penelitian tindakan kelas ini diambil dengan :
1.            Observasi
Observasi menurut Sutrisno (dalam Sugiyono, 2013:145) merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.
2.            Test
Test menurut Wayan Nurkencana (1993), merupakan suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak – anak lain atau standar yang telah ditetapkan.
Test digunakan untuk memperoleh data hasil belajar anak didik dalam setiap siklus.
3.            Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2013:240), merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya – karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dalam penelitian tindakan kelas ini untuk memperoleh data dengan foto atau video selama kegiatan berlangsung.

E. Intrumen Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini digunakan dua Instrumen Penelitian , yaitu :
1.      Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat hasil pengamatan tentang keaktifan siswa di kelas dalam proses pembelajaran meliputi proses konsentrasi siswa, antusiasme siswa, tanggungjawab siswa, keberanian siswa menjawab pertanyaan dan keberanian siswa mengajukan pertanyaan.
Tabel 1
Lembar Observasi Keaktifan Siswa
No
Nama Siswa
*Aspek yang diobservasi
Skor
Catatan
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Afrida Aprilia
Alan Eka Wijaya
Ahmad Naufaldi
Bintang Uswatun H
Callysta Ranjana Arfa
Devana Maulidya
Hafidz Dwi Setiawan
Hafizh S Lingga P
Hamzah A
Herro Adi Pratama
Intan Rahma Nur’aini
Idris Muhammad B
M Alfiansyah
Keysha Kamila N
Rahma Laely A
Rayyan Radhitya S
Syifa Nur Aulia







*Aspek yang diobservasi : 1. Konsentrasi Siswa
                                           2. Antusiasme Siswa
                                           3. Tanggung Jawab Siswa
                                          4. Keberanian siswa mengajukan pertanyaan
                                          5. Kaberanian siswa menjawab pertanyaan
2.      Lembar Hasil Belajar
Lembar ini digunakan untuk mencatat hasil belajar siswa dari sebelum siklus dan sesudah siklus.
Tabel 2
Lembar Hasil Belajar
No
Nama Siswa
Jawaban No.
Skor
Catatan
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Afrida Aprilia
Alan Eka Wijaya
Ahmad Naufaldi
Bintang Uswatun H
Callysta Ranjana Arfa
Devana Maulidya
Hafidz Dwi Setiawan
Hafizh S Lingga P
Hamzah A
Herro Adi Pratama
Intan Rahma Nur’aini
Idris Muhammad B
M Alfiansyah
Keysha Kamila N
Rahma Laely A
Rayyan Radhitya S
Syifa Nur Aulia







Keterangan : Skor 5 : sangat baik
                     Skor 4 : baik
                     Skor 3 : cukup baik
                     Skor 2 : kurang baik
                     Skor 1 : tidak baik
  


F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif menurut Sugiyono (2004:169) adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Langkah – langkah analisis deskriptif adalah sebagai berikut : membandingkan data observasi awal, siklus I, siklus II dan siklus III ( jika ada). Unsur yang dibandingkan adalah kualitas pembelajaran dan kualitas akhir.














BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Awal
1.      Deskripsi Sekolah
PAUD Islam Al-Haniif berada di Kavling 3 Rt. 03/04 Desa Adi Dharma Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon. Lokasi ini mudah dijangkau menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jika ditempuh dari jantung kota Cirebon, ke arah utara sejauh 1 km.
PAUD Islam Al-Haniif dibawah Yayasan Al-Haniif Cirebon (YAC) yang berdiri pada tanggal 5 Mei 2010 dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) : 69870641
2.      Keadaan Guru Dan Tenaga Kependidikan
No
Nama
Jenis Kelamin
NUPTK
Kepegawaian
Jenis PTK
Induk
1
DEWI YUNIARTI SUTIRTO
Perempuan
-
GTY/PTY
Kepala Sekolah
Ya
2
ERINA DJUNIATI
Perempuan
-
GTY/PTY
Guru Pendamping
Ya
3
YERI HANDAYANI
Perempuan
-
GTY/PTY
Guru Kelas
Ya
4
YUYUN RUMKINAH
Perempuan
-
GTY/PTY
Guru Kelas
Ya

3.      Sarana dan Prasarana
No
Nama
Kepemilikan
Jenis Prasarana
P (m)
L (m)


1
ADMINISTRASI
Milik
Ruang Guru
3
3

2
KANTOR
Milik
Ruang Kepala Sekolah
3
3

3
KELAS A
Milik
Ruang Teori/Kelas
4
4

4
KELAS B
Milik
Ruang Teori/Kelas
8
3

5
Toilet
Milik
Kamar Mandi/WC Guru Perempuan
2
2

6
Mainan Outdoor
Milik
1 set rumah-rumahan, terowongan dan perosotan.
Ayunan



7
Mainan Indoor dan media pembelajaran
Milik
1 set balok
3 set bakiak
3 lusin bola kecil
1 set mainan pertukangan
1 set mainan berkebun
8 set puzzle
4 set kartu kata
3 set kartu huruf latin dan hijaiyah
1 set computer dan beberapa cd program interaktif anak




B.     Deskripsi Hasil Observasi Awal
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan tanggal 20 Januari 2016 di peroleh data sebagai berikut :
1.      Data pembelajaran yang di lakukan guru
Tabel 3
Hari / Tanggal
Rabu , 20 Januari 2016
Waktu
07.30 – 10.00 WIB
Deskripsi Pembelajaran
Pembukaan :
a.   SOP Pembukaan
b.   Do’a dan salam
c.   Hafalan surat – surat pendek juz 30
d.  Hafalan Asmaul Husna
Kegiatan Inti :
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari jum’at.
a.    Bercerita
1.      Anak bercerita dengan media gambar yang telah disediakan oleh guru
2.      Anak bercerita mengenai pengalamannya sendiri
b.   Bekerjasama untuk memecahkan suatu masalah : mencari kartu huruf untuk membentuk suatu kata
c.   c. Tahsin dan Tahfidz
d.   Istirahat
a.       Mencuci tangan
b.      Do’a sebelum makan
c.       Makan
d.      Do’a sesudah makan
e.       Bermain
Recalling
a.       Membereskan mainan dan alat-alat peraga yang di gunakan dalam pembelajaran
b.      Mendiskusikan kegiatan yang sudah dilakukan
Kegiatan Akhir
Do’a penutup dan salam

2.      Data Hasil Belajar Sebelum Siklus
No.
Kategori
Skor
Jumlah Siswa
Presentasi (%)
1
2
3
4
5
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
5
4
3
2
1
0
0
8
9
0
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%
8/17 x 100% = 47,1%
9/17 x 100% = 52,9%
0/17 x 100% = 0%

17
100%
Presentasi perolehan skor masih jauh dari harapan. Sekalipun tidak ada siswa yang mendapat nilai 1, tetapi juga tidak ada siswa yang mendapat skor 4 dan skor 5. Sementara siswa yang mendapatkan skor 2 sebanyak 52,9% ( 9 anak), sedangkan 47,1% ( 8 anak) mendapatkan skor 3 (cukup baik).
Demikian halnya dengan keaktifan siswa (perilaku anak ekstrovert dikelas) dalam proses pembelajran juga tidak optimal. Observasi pendahuluan dengan aspek observasi meliputi konsentrasi siswa, tanggungjawab, antusiasme, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan.
Tabel 5
Data Keaktifan Siswa Sebelum Siklus
No.
Kategori
Skor
Jumlah Siswa
Presentasi (%)
1
2
3
4
5
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
5
4
3
2
1
0
0
8
9
0
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%
8/17 x 100% = 47,1%
9/17 x 100% = 52,9%
0/17 x 100% = 0%

17
100%
Sumber data : lembar observasi siswa sebelum siklus (lampiran 1)
Keaktifan siswa sebagai perilaku yang menyertai hasil belajar, ternyata datanya sama dengan data hasil belajar.

C.        Pelaksanaan Tindakan Kelas
Siklus I
 Berdasarkan evaluasi pada observasi awal ada beberapa aspek yang harus dibenahi menyangkut aspek pembelajaran, aspek motivasi siswa dan motivasi belajar. Untuk itu dalam siklus I ini dilakukan 4 tahapan sebagai berikut :
1.      Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan kekurangan observasi awal yang ditampilkan pada RPPH  yang mencakup : kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber/bahan, dan
penilaian (skoring). Kemudian membuat lembar observasi siswa dan membuat lembar hasil belajar siswa.
2.      Tindakan
Tindakan dilakukan dengan mengacu pada skenario atau tahapan – tahapan dalam RPPH.
3.      Observasi
Observasi dilakukan dengan mengacu pada Instrumen observasi yang telah disusun. Observasi dilakukan dari awal sampai akhir proses pembelajaran siklus I untuk mencatat keaktifan siswa (perilaku anak ekstrovert di kelas) meliputi konsentrasi siswa, antusiasme siswa, tanggungjawab siswa, keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan dan keberhasilan siswa dalam menjawab pertanyaan
4.      Refleksi Siklus I
Setelah dilakukan lembar hasil belajar melalui lembar formatif ( lampiran 1) dalam memperbaiki perilaku anak ekstrovert melalui metode pembelajaran kelompok pada siklus ,maka diperoleh data hasil belajar.
Tabel 6
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No.
Kategori
Skor
Jumlah Siswa
Presentasi (%)
1
2
3
4
5
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
5
4
3
2
1
4
3
8
2
0
4/17 x 100% = 23,53%
3/17 x 100% = 17,65%
8/17 x 100% = 47,1%
2/17 x 100% = 11,76%
0/17 x 100% = 0%

17
100%
Sumber data : Lembar hasil belajar siklus I (lampiran 2)
Tabel 7
Data Keaktifan Siswa Siklus I
No.
Kategori
Skor
Jumlah Siswa
Presentasi (%)
1
2
3
4
5
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
5
4
3
2
1
4
5
8
0
0
4/17 x 100% = 23,53%
5/17 x 100% = 29,4%
8/17 x 100% = 47,1%
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%

17
100%
           Berdasarkan data hasil belajar siswa table 6 dan data keaktifan siswa table 7 yang nyaris sama, tidak ada siswa yang mendapat skor 4 dan 5. Setelah siklus I, siswa yang mendapat skor 4 dan 5 mencapai 51, 93%. Perbedaannnya pada hasil belajar masih terdapat 2 orang siswa yang mendapat skor 2, sedangkan pada data keaktifan tidak ada seorang siswapun yang mendapat skor 2 ( kuarang baik)
           Peningkatan hasil belajar ini untuk memperbaiki perilaku anak yang ekstrovert kelompok B PAUD Islam Al-Haniif dari sebelum siklus ke siklus I, dapat dilihat lebih jelas dalam table 8 berikut ini.
Tabel 8
Data Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I
NO
Kategori
Skor
Pra Siklus
Siklus I
Juml.Siswa
%
Juml.Siswa
%
1
Sangat Baik
5
0
0%
4
23,53%
2
Baik
4
0
0%
3
17,65%
3
Cukup
3
8
47,1%
8
42,1 %
4
Kurang Baik
2
9
52,9%
2
11,76%
5
Kurang
1
0
0%
0
0
Jumlah
17
100%
17
100%
                 Dari tabel 8 tersebut tampak jelas adanya peningkatan hasil belajar antara sebelum siklus dan sesudah siklus I. namun mengingat hasil adanya beberapa siswa yang mendapat hasil belajar cukup baik (skor 3), bahkan masih ada seorang siswa yang mendapat hasil belajar kurang baik (skor 2), maka perlu dilaksanakan tambahan tindakan pada siklus II.

Siklus II
 Perencanaan tindakan pada Siklus II ini pada dasarnya sama dengan perencanaan tindakan pada Siklus I. Namun ada tindakan tambahan pada siklus II ini, yakni memberikan solusi terhadap siswa yang ekstrovert untuk dapat berkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran agar mendapatkan kriteria menjadi baik atau sangat baik.
1.      Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan kekurangan observasi awal yang ditampilkan pada RPPH yang mencakup : kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber/bahan, dan
penilaian (skoring). Kemudian membuat lembar observasi siswa dan membuat lembar hasil belajar siswa.
2.      Tindakan
Tindakan dilakukan dengan mengacu pada skenario atau tahapan – tahapan dalam RPPH di siklus II.
3.      Observasi
Observasi dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran siklus II untuk mencatat pengamatan tentang keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
4.      Refleksi Siklus II
Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, dari lembar hasil belajar siswa diperoleh pada tabel 9 berikut ini :
Tabel 9
        Data Hasil Belajar Siklus II
No.
Kategori
Skor
Jumlah Siswa
Presentasi (%)
1
2
3
4
5
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
5
4
3
2
1
8
9
0
0
0
8/17 x 100% = 42,1%
9/17 x 100% = 57,9%
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%

17
100%
Berdasarkan tabel 9 tersebut, dapat diketahui peningkatan hasil belajar yang signifikan jika dibandingkan dengan siklus I. Signifikan peningkatan hasil belajar tersebut, ternyata didukung oleh peningkatan keaktifan siswa (perilaku anak ekstrovert dikelas) pada siklus II. Dari lembar observasi siswa pada siklus II diperoleh data pada tabel 10 berikut ini.
Tabel 10
Data Keaktifan Siswa Siklus II
No.
Kategori
Skor
Jumlah Siswa
Presentasi (%)
1
2
3
4
5
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
5
4
3
2
1
12
5
0
0
0
12/17 x 100% =70.59 %
5/17 x 100% = 29,41%
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%

17
100%
Sumber data : lembar observasi siswa siklus II (lampiran 3)
Data keaktifan siswa dalam tabel 10 tersebut di atas ternyata sama persis dengan data hasil belajar siswa pada tabel 9. Tidak ada lagi siswa yang keaktifan masuk criteria cukup baik. Semuanya meningkat dalam criteria baik dengan sangat baik.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum siklus sampai setelah siklus I dan siklus II, dapat dilihat dalam data hasil belajar antar siklus pada tabel 11 berikut ini :
Tabel 11
Data Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan siklus II
NO
Kategori
Skor
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Juml.Siswa
%
Juml.Siswa
%
Juml.Siswa
%

1
Sangat Baik
5
0
0
4
23,53
8
47,1

2
Baik
4
0
0
3
17,65
9
52,9

3
Cukup
3
8
47,1
8
42,1
0
0

4
Kurang Baik
2
9
52,9
2
11,76
0
0

5
Kurang
1
0
0
0
0
0
0

Jumlah
17
100
17
100
17
100

Berdasarkan data pada tabel 11 tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin meningkatnya hasil belajar siswa pada kategori di atasnya dari siklus ke siklus menunjukkan kriteria peningkatan kualitas pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini. Dengan kata lain, Indikator kinerja dari data kuantitatif dapat dicapai pada siklus II, sehingga tidak perlu dilakukan tindakan pada siklus berikutnya.

D.    Pembahasan
Hasil penelitian tindakan kelas dalam rangka memperbaiki perilaku anak yang ekstrovert pada kelompok B di PAUD Islam Al-Haniif Desa Adi Dharma Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon Tahun pelajaran 2015 – 2016 melalui pendekatan individual, dapatlah dilakukan pembehasan sebagai berikut :
Pertama, secara umum semakin meningkatnya hasil belajar siswa pada kategori diatasnya dari siklus ke siklus menunjukkan criteria peningkatan kualitas pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas. Dan peningkatan keaktifan siswa dari siklus ke siklus menunjukkan peningkatan sikap positif baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya sebagai indikator peningkatan pembelajaran positif.
Kedua, peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan Individual ditandai oleh adanya peningkatan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa di kelas, mulai tampak nyata dari sebelum siklus  ke siklus, dan lebih nyata lagi peningkatan kualitas pembelajaran dari siklus I ke siklus II.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan, bahwa memperbaiki perilaku anak ekstrovert pada kelompok B dengan pendekatan individual di PAUD Islam Al-Haniif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada anak yang ekstrovert.













BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.       Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis data penelitian tindakan kelas maka disusun kesimpulan sebagai berikut :
1.      Guru melakukan motivasi dan inovasi dalam melakukan pembelajaran sehingga anak kelompok B yang ekstrovert dapat diperbaiki.
2.      Terdapat perbaikan perilaku anak yang ekstrovert dengan pendekatan individual yang dilakukan guru dapat meningkatkan aktifitas anak yang berperilaku ekstrovert ke hal-hal yang lebih positif.
B.     Saran atau Rekomendasi
1.      Pengembangan kajian dan wawasan tentang pendekatan individual  dalam pembelajaran agar lebih diperhatikan sehingga waktu yang diberikan pada saat melakukan pendekatan individual antara guru dan anak didik lebih banyak
2.      Diharapkan dapat melakukan inovasi dalam pendekatan individual ini sehingga anak yang berperilaku ekstrovert maupun yang normal mendapat perlakuan yang sama.