enam aspek penting dalam perkembangan anak usia dini pada masa Golden Age, yakni perkembangan moral dan agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, motorik kasar & halus serta seni & kretifitas. 6 aspek perkembangan ini sesuai dengan tujuan pendidikan anak usia dini yaitu menyiapkan anak berkembang secara komprehensif, bukan hanya perkembangan kecerdasan intelegensia saja tetapi kecerdasan spiritual dan emosionalnya juga .
Minggu, 29 Mei 2016
Selasa, 24 Mei 2016
PTK MEMPERBAIKI PERILAKU ANAK YANG EKSTROVERT
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Anak ekstrovert
adalah anak yang mempunyai sifat sosial dan pikirannya lebih banyak tertuju
pada hal-hal di luar dirinya. Anak ekstrovert mempunyai ciri mudah bergaul, senang beraktifitas, lebih senang
bercerita daripada mendengarkan orang bercerita. Anak yang memiliki kepribadian
ekstrovert dimasa yang akan datang akan mendominasi mendapatkan dunia kerja
terutama bisnis.
Jung (dalam
Junaedi dan Hambali,2013:70) membedakan dua sikap atau orientasi utama
kepribadian, yakni sikap ekstrover dan sikap introver. Ekstrovert adalah
kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak keluar daripada kedalam
diri sendiri. Sedangkan Introvert adalah orang yang cenderung menarik diri dari
lingkungan sosial.
Di PAUD Islam
Al-Haniif anak didik cenderung berperilaku ekstrovert terutama kelompok B. Anak
memiliki keberanian menceritakan pengalaman yang dialaminya kepada guru atau
teman sebayanya. Saat guru menjelaskan, anak – anak tersebut terlihat asyik
bercerita dengan teman satu kelompoknya.
Berdasarkan
observasi yang dilakukan peneliti di PAUD Islam Al-Haniif, pada hari Jum’at,
tanggal 15 Januari 2016 dari jumlah 17 , 70% anak didik merupakan anak yang
berperilaku ekstrovert. Menurut penelitian dengan jumlah yang diperoleh, data
anak berperilaku ekstrovert berjumlah 12, maka terdapat perbedaan tingkat rasa
percaya diri antara anak yang berperilaku introvert dan ekstrovert.
Dari hasil Mean rasa percaya diri berperilaku anak ekstrovert
diperoleh harga 2,6, sedangkan anak introvert diperoleh harga 1,92. Dengan
demikian dapat simpulkan : “Lebih tinggi rasa percaya diri anak berperilaku
ekstrovert apabila dibandingkan dengan anak berperilaku Introvert.
Dampak perilaku
ekstrovert pada anak adalah adanya kecenderungan suka berkelompok sehingga menghasratkan
kehadiran orang lain dan merasa kesepian jika berada seorang diri. Anak didik
merasa puas karena bersama orang lain. Anak ekstrovert lebih gampang bosan,
karena tidak ada penyaluran energi dan hasrat pada diri anak.
Cara penanganan
yang dilakukan di PAUD Islam Al-Haniif terhadap anak ekstrovert dengan
Pendekatan Individual. Guru kelas kelompok B dalam menangani anak ekstrovert
dengan pendekatan Individual sehingga guru faham apa yang diinginkan oleh anak.
Anak memberikan hal-hal baru dan menyalurkan bakat yang ada di diri.
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dan data pendukung dari
rekan guru diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut :
a.
Karena
activity atau energi anak yang berlebih
b.
Karena
aspek pengembangan Interpersonal pada anak yang belum terlampaui
c.
Karena
kurangnya pendekatan individual baik dari orang tua ataupun guru
2. Pembatasan Masalah
Dalam
penelitian tindakan kelas ini dilakukan pembatasan
masalah pada anak ekstrovert karena aspek pengembangan interpersonal pada anak
yang belum terlampaui sehingga dalam penelitian ini digunakan metode pendekatan
secara individual.
3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan identifikasi
dan pembatasan masalah disusun rumusan masalah sebagai berikut :
a.
Bagaimana
upaya guru dalam memperbaiki perilaku anak ekstrovert kelompok B melalui
pendekatan individual di PAUD Islam Al-Haniif?
b.
Apakah
terdapat perbaikan perilaku anak yang ekstrovert kelompok B melalui pendekatan
Individual di PAUD Islam Al-Haniif?
C. Tujuan
Penelitian
Secara umum
tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk memperbaiki perilaku anak yang
ekstrovert sehingga perilaku anak ekstrovert kelompok B di PAUD Islam Al-haniif
dapat diperbaiki dengan kegiatan melalui metode pendekatan individual.
Secara khusus penelitian ini
bertujuan :
1.
Mengetahui
upaya guru dalam memperbaiki perilaku anak yang ekstrovert kelompok B melalui
pendekatan individual di Paud Islam Al-Haniif
2.
Mengetahui
ada tidaknya peningkatan perbaikan perilaku anak yang ekstrovert di kelompok B
setelah digunakan metode pendekatan individual di PAUD Islam Al-Haniif
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan ide atau gagasan
tentang upaya perbaikan perilaku anak yang ekstrovert melalui pendekatan
individual.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis atau peneliti
1.
Pengalaman
dalam penulisan
2.
Syarat
menyelesaikan studi
3.
Memperkaya
referansi
b. Bagi PAUD Islam Al-Haniif
1.
Memperkaya
referensi pembelajaran
2.
Meningkatkan
kualitas pembelajaran
3.
Meningkatkan
kompetensi guru
c. Bagi IAI BBC
1.
Sumbangan
referensi di bidang Anak Usia Dini
2.
Koleksi
perpustakaan
E. Kerangka
Berfikir
Anak
Usia Dini menurut Mansur (2005:85) adalah kelompok anak yang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola
pertumbuhan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada
masa ini merupakan masa emas atau Golden Age, karena anak mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa yang akan
datang. Karakteristik Anak usia Dini menurut Sofia Hartati (2005:8-9) sebagai
berikut :
1.
Memiliki
rasa ingin tahu yang besar
2.
Merupakan
pribadi yang unik
3.
Suka
berfantasi dan berimajinasi
4.
Masa
potensial untuk belajar
5.
Memiliki
sikap egosentris
6.
Memiliki
rentan daya konsentrasi yang pendek
7.
Merupakan
bagian dari makhluk sosial
Dalam pribadi
anak yang unik ada yang mempunyai sikap perilaku yang ekstrovert dan introvert.
Sikap
perilaku Ekstrovert dan Introvert menurut Djamarah (2004:23-26) merupakan
perkembangan sosial bagi setiap individu. Introvert adalah kecenderungan
seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya. Minat, sikap atau
keputusan – keputusan yang diambil selalu di dasarkan pada pemikiran, perasaan
dan pengalaman sendiri. Orang-orang dengan kecenderungan introvert biasanya
cenderung diam dan tidak membutuhkan orang lain karena merasa kebutuhannya
sudah terpenuhi sendiri. Sedangkan ekstrovert cenderung aktif, suka berteman
dan ramah tamah, akan tetapi anak yang ekstrovert lebih cenderung selalu ingin
didengar dan bersikap egois.
Terdapat
sejumlah perilaku sosial yang dapat dikembangkan pada usia prasekolah, antara
lain melakukan kontak dan bermain bersama anak lain, belajar berinteraksi
dengan teman sebaya untuk saling memberi, belajar bergaul dengan anak lain
untuk berinteraksi secara harmoni, belajar melihat dari sudut pandang anak lain
dan menyelesaikan atau mengatasi konflik dengan orang lain, sehingga disini
peran guru dan orangtua adalah sangat penting. Untuk sikap anak usia prasekolah guru maupun orangtua
dapat melakukan pendekatan individual agar perilaku anak yang lebih terarah.
Pendekatan
individual adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang
bertujuan untuk membimbing dan membantu anak didik secara individual. Dalam
pendekatan individual ini perbedaan karakter anak didik merupakan hal penting
yang harus diperhatikan agar tercapai ketuntasan belajar anak didik. Penerapan
pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi anak didik secara
optimal.
Sebagai
individu anak mempunyai kebutuhan dasar baik fisik maupun kebutuhan anak diakui
sebagai pribadi untuk dihargai atau menghargai orang lain. Anak yang ekstrovert
pada umumnya stimulasi perkembangan intrapersonalnya saja yang belum tercapai,
akan tetapi perkembangan interpersonalnya juga belum berkembang sehingga peran
guru bekerjasama dengan orangtua untuk menstimulasi hal tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Anak Usia Dini
Anak
usia dini adalah anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun. Jadi mulai dari anak
lahir hingga mencapai umur 6 tahun akan dikategorikan sebagai anak usia dini.
Beberapa orang menyebutkan fase masa ini dengan “Golden Age”, karena masa ini
menentukan seperti apa kelak jika dewasa baik dari segi fisik, mental maupun
kecerdasan.
Pertumbuhan
dan perkembangan pada anak usia dini merupakan dua istilah yang berbeda
pengertian, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Pertumbuhan
merupakan proses kuantitatif yang menunjukkan perubahan yang dapat iamati
secara fisik melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, lingkar
kepala dan sebagainya.
Perkembangan
merupakan proses kualitatif yang menunjukkan bertambahnya kemampuan
(keterampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang beraturan dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.
Ada
enam aspek penting yang dapat dilihat pada pertumbuhan dan perkembangan pada
periode Golden Age, yakni pengembangan moral dan nilai-nilai agama,
pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan
social emosional, pengembangan seni dan kreatifitas. Sesuai dengan tujuan
pendidikan anak usia dini yaitu menyiapkan anak untuk berkembang secara
komprehensif, sudah barang tentu orientasi pendidikan anak usia dini tidak
hanya sebatas pada aspek pengembangan kecerdasan saja, tetapi juga aspek
pengembangan yang lebih luas.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini adalah faktor
dalam (internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan).
Faktor Internal
terdiri dari perbedaan ras / etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin,
kelainan genetik dan kelainan kromosom. Adanya suatu kelainan genetik dan
kromosom dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang
terlihat pada anak sindroma down.
Selain
faktor internal, faktor eksternal / lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak usia dini. Contoh faktor lingkungan yang banyak
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah gizi, stimulasi,
psikologi dan sosial ekonomi. Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap proses tumbuh kembang anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat
gizi yang tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran
cerna. Hasil penelitian tentang pertumbuhan anak Indonesia (Sunawang, 2002)
menunjukan bahwa kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada usia 6 – 18
bulan. Penyebab gagal tumbuh tersebut adalah keadaan gizi ibu selama hamil,
pola makan bayi yang salah dan penyakit Infeksi.
Perkembangan
anak juga dipengaruhi oleh stimulasi dan psikologis. Rangsangan atau stimulasi
khususnya dalam keluarga, misalnya dengan penyediaan alat mainan, sosialisasi
anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain akan mempengaruhi anak dalam
mencapai perkembangan yang optimal.
B. Perilaku
Anak Ekstrovert
Menurut
Jung ada dua sikap saling eksklusif yaitu ekstrovert dan introvert. Pengertian
perilaku ekstrovert adalah perilaku yang secara aktif terlibat dalam dunia
orang-orang dan hal-hal, aktif secara sosial dan lebih menyadari apa yang
terjadi di sekitar mereka.
Perilaku
anak yang ekstrovert dimasa yang akan datang akan mendominasi mendapatkan dunia
kerja terutama bisnis. Menurut Jung dalam Junaedi dan Hambali (2013:70) ekstrovert
adalah kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak keluar daripada
kedalam diri sendiri. Menurut MBTI (Myers Briggs Type Indicator) dalam semiun
(2013:170) Ekstrovert artinya tipe kepribadian yang suka bergaul, menyenangi
interaksi social dengan orang lain dan berfokus pada dunia di luar diri. Di
PAUD Islam Al-Haniif terutama kelompok B anak didiknya cenderung pada
kepribadian ekstrovert. Terlihat pada keberanian mereka menceritakan
pengalamannya yang pernah dialaminya kepada guru atau teman sebaya. Saat guru
menjelaskan mereka terlihat asyik bercerita dengan teman dalam satu kelompok.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi perilaku ekstrovert pada anak usia dini antara lain
: aktifitas, sosial, risk taking (aspek ini mengukur individu dalam berani
mengambil resiko atas tindakannya dan menyukai tantangan dalam aktivitasnya), Impulsiveness,
Axpressiveness, dan Responbility.
C. Pendekatan
Secara Individual
Pendekatan
Individual adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didiknya dengan
member rasa aman, penuh pengertian untuk memecahkan kasus atau masalah yang
sedang dialami anak didiknya tersebut.
Pendekatan
individual adalah suatu pendekatan yang melayani perbedaan – perbedaan
perorangan anak didik sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan individual
memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing anak didik secara optimal.
Kelebihan
dari pendekatan Individual yaitu :
1.
Memungkinkan
anak didik yang lama dapat maju menurut kemampuan masing-masing secara penuh
dan tepat.
2.
Mengarahkan
hasil belajar anak didik terhadap hasil belajar perorangan
3.
Memusatkan
pengajaran terhadap mata ajaran dan pertumbuhan yang bersifat mendidik, bukan
tuntutan-tuntutan guru
4.
Mengurangi
hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para anak didik yang tergolong lamban
5.
Member
kesempatan bagi para anak didik yang pandai untuk melatih insiatif berbuat yang
lebih baik.
Kelemahan dari
pendekatan individual yaitu :
1.
Proses
pembelajaran relative memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah bahan yang
dihadapi dan jumlah peserta didik.
2.
Motivasi
anak didik mungkin sulit dipertahankan karena perbedaan-perbedaan individual
yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat membuat beberapa anak didik
rendah diri atau minder dalam pembelajaran.
3.
Adanya
penggunaan pasangan guru dan anak didik dalam manajemen kelas regular secara
perorangan, sehingga terjadi kemungkinan sebagian anak didik tidak dapat
dikelola dengan baik.
4.
Guru-guru
yang sudah terbiasa dengan cara lama akan mengalami hambatan untuk
menyelenggarakan pendekatan ini karena menuntut kesabaran dan penguasaan materi
secara lebih luas dan menyeluruh.
Langkah
- langkah yang harus dilakukan guru untuk melakukan pendekatan individual,
menurut Djamarah(2005:165)
a.
Mendengarkan
secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik dan membuat
hubungan saling percaya.
b.
Membantu
anak didik dengan pendekatan verbal dan non verbal
c.
Membantu
anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas
d.
Menerima
perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaan dengan penuh
perhatian
e.
Menangani
anak didik dengan memberikan rasa aman, penuh pengertian, bantuan dan mungkin
memberi beberapa alternative pemecahan
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (2004) : ada tiga
kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.
Penelitian adalah tindakan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti.
Tindakan adalah
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Sedangkan kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari
seorang guru.
Refleksi awal
|
Rencana
tindakan
1.1 , 1.2,…
|
Pelaksanaan
tindakan
|
Observasi
|
Refleksi
|
Tidak berhasil
Pelaksanaan tindakan
|
Rencana
tindakan
1.1 , 1.2,…
|
Observasi
|
Refleksi
|
berhasil?
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian tindakan kelas yang peneliti
lakukan observasi di PAUD Islam Al-haniif jalan kavling 3 Rt.03 / 04 Desa adi
Dharma Kecamatan Gunungjati. Peneliti melakukan observasi di PAUD Islam
Al-haniif karena lokasi tempat yang terpencil akan tetapi mutu pendidikannya
yang berkualitas.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan pada
bulan januari dan februari 2016 dalam 2 ( dua ) siklus. Masing – masing siklus
sekali pertemuan dengan waktu 150 menit. Rencana penelitian tindakan kelas ini secara garis besar kegiatannya mencakup
hal-hal sebagai berikut :
Tanggal
|
Waktu
|
Kegiatan
|
15 Januari 2016
16 Januari 2016
20 Januri 2016
26 Januari 2016
4 Februari 2016
12 Februari 2016
18 Februari 2016
24 Februari 2016
|
|
Menentukan judul proposal PTK, bidang kajian yang
akan diteliti, menentukan tempat penelitian.
Pengajuan judul proposal PTK
Rencana dan prosedur penelitian
Perencanaan
siklus 1
Refleksi siklus 1
Perencanaan siklus 2
Refleksi siklus 2
Penyusunan Proposal PTK
|
C. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang
digunakan untuk melaksanakan penelitian. Dalam penelitian tindakan ini dasain
penelitian setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Adapun rincian setiap siklus dijabarkan sebagai berikut :
Siklus I
1. Perencanaan
a. Menyusun RPPH yang mencakup : indikator,
kegiatan pembelajaran, alat/sumber belajar dan penilaian perkembangan anak.
b. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan yaitu:
media gambar, diam/mati , media grafis, media model, dan media realita.
c. Menyusun instrumen pengamatan.
d. Menyusun instrument penilaian.
2. Pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini bentuk pelaksanaan tindakan kelas
berupa :
a. Mengkondisikan kelas.
b. Melakukan apersepsi dan memberi motivasi
ke anak didik.
c. Menyampaikan materi.
d. Melaksanakan evaluasi.
3. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan
seluruh kegiatan guru dan anak didik selama tindakan berlangsung. Adapun
aktifitas guru dan anak didik dicatat dalam lembar observasi berupa catatan
lapangan, lembar aktifitas guru dan anak didik.
Pengamatan dilakukan dari awal sampai akhir proses pembelajaran untuk mencatat
partisipasi siswa, meliputi: konsentrasi siswa, antusiasme siswa, tanggungjawab
siswa, keberanian siswa mengajukan pertanyaan, dan keberanian siswa menjawab
pertanyaan.
4. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah menelaah dan
menganalisis kekurangan selama tindakan berlangsung berdasarkan catatan yang
ada di lembar observasi.
Siklus II
1. Perencanaan
Perencanaan
(disusun berdasarkan refleksi pada
siklus I)
a. Menyusun RPPH yang mencakup : indikator,
kegiatan pembelajaran, alat/sumber belajar dan penilaian perkembangan anak.
b. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan yaitu:
media gambar, diam/mati , media grafis, media model, dan media realita.
c. Menyusun instrumen pengamatan.
d. Menyusun instrument penilaian.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini bentuk pelaksanaan tindakan kelas
berupa :
a. Mengkondisikan kelas
b. Melakukan apersepsi dan member motivasi
ke anak didik
c. Menyampaikan materi
d. Melaksanakan evaluasi
3. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan
seluruh kegiatan guru dan anak didik selama tindakan berlangsung. Adapun
aktifitas guru dan anak didik dicatat dalam lembar observasi berupa catatan
lapangan, lembar aktifitas guru dan anak didik.
Pengamatan dilakukan dari awal sampai akhir proses pembelajaran pada
siklus II untuk mencatat partisipasi siswa, meliputi: konsentrasi siswa,
antusiasme siswa, tanggungjawab siswa, keberanian siswa mengajukan pertanyaan,
dan keberanian siswa menjawab pertanyaan.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti
segera menganalisis pelaksanaan penelitian setelah kegiatan pembelajaran
berakhir sebagai bahan refleksi. Disamping itu, mencatat kekurangan dan kendala
dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Apabila masih ada kekurangan dan
kendala maka akan dicarikan solusi untuk mengatasinya pada siklus berikutnya.
Sedangkan apabila kualitas pembelajaran telah tercapai, maka pelaksanaan
berhenti pada siklus II.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2013:224)
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data.
Data dalam penelitian tindakan kelas ini diambil
dengan :
1.
Observasi
Observasi menurut Sutrisno (dalam Sugiyono, 2013:145) merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan
ingatan.
2.
Test
Test menurut Wayan Nurkencana (1993), merupakan suatu cara untuk
mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau
sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau
prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang
dicapai oleh anak – anak lain atau standar yang telah ditetapkan.
Test digunakan untuk memperoleh data hasil belajar anak didik dalam
setiap siklus.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2013:240), merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya – karya monumental dari
seseorang. Dokumentasi dalam penelitian tindakan kelas ini untuk memperoleh
data dengan foto atau video selama kegiatan berlangsung.
E. Intrumen Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini digunakan dua
Instrumen Penelitian , yaitu :
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan
mencatat hasil pengamatan tentang keaktifan siswa di kelas dalam proses
pembelajaran meliputi proses konsentrasi siswa, antusiasme siswa, tanggungjawab
siswa, keberanian siswa menjawab pertanyaan dan keberanian siswa mengajukan
pertanyaan.
Tabel 1
Lembar Observasi Keaktifan Siswa
No
|
Nama Siswa
|
*Aspek yang diobservasi
|
Skor
|
Catatan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
|
Afrida Aprilia
Alan Eka Wijaya
Ahmad Naufaldi
Bintang Uswatun H
Callysta Ranjana Arfa
Devana Maulidya
Hafidz Dwi Setiawan
Hafizh S Lingga P
Hamzah A
Herro Adi Pratama
Intan Rahma Nur’aini
Idris Muhammad B
M Alfiansyah
Keysha Kamila N
Rahma Laely A
Rayyan Radhitya S
Syifa Nur Aulia
|
|
|
|
|
|
|
|
*Aspek yang diobservasi : 1. Konsentrasi
Siswa
2. Antusiasme Siswa
3. Tanggung Jawab Siswa
4.
Keberanian siswa mengajukan pertanyaan
5.
Kaberanian siswa menjawab pertanyaan
2. Lembar Hasil Belajar
Lembar ini digunakan untuk mencatat hasil belajar
siswa dari sebelum siklus dan sesudah siklus.
Tabel 2
Lembar Hasil Belajar
No
|
Nama Siswa
|
Jawaban No.
|
Skor
|
Catatan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
|
Afrida Aprilia
Alan Eka Wijaya
Ahmad Naufaldi
Bintang Uswatun H
Callysta Ranjana Arfa
Devana Maulidya
Hafidz Dwi Setiawan
Hafizh S Lingga P
Hamzah A
Herro Adi Pratama
Intan Rahma Nur’aini
Idris Muhammad B
M Alfiansyah
Keysha Kamila N
Rahma Laely A
Rayyan Radhitya S
Syifa Nur Aulia
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
: Skor 5 : sangat baik
Skor 4 : baik
Skor 3 : cukup baik
Skor 2 : kurang baik
Skor 1 : tidak baik
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif menurut Sugiyono
(2004:169) adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.
Langkah – langkah analisis deskriptif adalah sebagai
berikut : membandingkan data observasi awal, siklus I, siklus II dan siklus III
( jika ada). Unsur yang dibandingkan adalah kualitas pembelajaran dan kualitas
akhir.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Awal
1. Deskripsi Sekolah
PAUD Islam Al-Haniif
berada di Kavling 3 Rt. 03/04 Desa Adi Dharma Kecamatan Gunung Jati Kabupaten
Cirebon. Lokasi ini mudah dijangkau menggunakan kendaraan roda dua maupun roda
empat. Jika ditempuh dari jantung kota Cirebon, ke arah utara sejauh 1 km.
PAUD Islam Al-Haniif
dibawah Yayasan Al-Haniif Cirebon (YAC) yang berdiri pada tanggal 5 Mei 2010
dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) : 69870641
2. Keadaan Guru Dan Tenaga Kependidikan
No
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
NUPTK
|
Kepegawaian
|
Jenis PTK
|
Induk
|
1
|
DEWI YUNIARTI SUTIRTO
|
Perempuan
|
-
|
GTY/PTY
|
Kepala Sekolah
|
Ya
|
2
|
ERINA DJUNIATI
|
Perempuan
|
-
|
GTY/PTY
|
Guru Pendamping
|
Ya
|
3
|
YERI HANDAYANI
|
Perempuan
|
-
|
GTY/PTY
|
Guru Kelas
|
Ya
|
4
|
YUYUN RUMKINAH
|
Perempuan
|
-
|
GTY/PTY
|
Guru Kelas
|
Ya
|
3. Sarana dan Prasarana
No
|
Nama
|
Kepemilikan
|
Jenis
Prasarana
|
P
(m)
|
L
(m)
|
|
1
|
ADMINISTRASI
|
Milik
|
Ruang Guru
|
3
|
3
|
|
2
|
KANTOR
|
Milik
|
Ruang Kepala Sekolah
|
3
|
3
|
|
3
|
KELAS A
|
Milik
|
Ruang Teori/Kelas
|
4
|
4
|
|
4
|
KELAS B
|
Milik
|
Ruang Teori/Kelas
|
8
|
3
|
|
5
|
Toilet
|
Milik
|
Kamar Mandi/WC Guru Perempuan
|
2
|
2
|
|
6
|
Mainan Outdoor
|
Milik
|
1 set rumah-rumahan, terowongan
dan perosotan.
Ayunan
|
|
|
|
7
|
Mainan Indoor dan media
pembelajaran
|
Milik
|
1 set balok
3 set bakiak
3 lusin bola kecil
1 set mainan pertukangan
1 set mainan berkebun
8 set puzzle
4 set kartu kata
3 set kartu huruf latin dan
hijaiyah
1 set computer dan beberapa cd
program interaktif anak
|
|
|
B. Deskripsi Hasil Observasi Awal
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan tanggal 20 Januari 2016
di peroleh data sebagai berikut :
1. Data pembelajaran yang di lakukan guru
Tabel 3
Hari / Tanggal
|
Rabu , 20 Januari 2016
|
Waktu
|
07.30 – 10.00 WIB
|
Deskripsi Pembelajaran
|
Pembukaan :
a. SOP
Pembukaan
b. Do’a dan
salam
c. Hafalan
surat – surat pendek juz 30
d. Hafalan
Asmaul Husna
Kegiatan Inti :
Guru
menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari jum’at.
a. Bercerita
1. Anak
bercerita dengan media gambar yang telah disediakan oleh guru
2. Anak
bercerita mengenai pengalamannya sendiri
b. Bekerjasama
untuk memecahkan suatu masalah : mencari kartu huruf untuk membentuk suatu
kata
c. c. Tahsin
dan Tahfidz
d. Istirahat
a. Mencuci
tangan
b. Do’a
sebelum makan
c. Makan
d. Do’a
sesudah makan
e. Bermain
Recalling
a. Membereskan
mainan dan alat-alat peraga yang di gunakan dalam pembelajaran
b. Mendiskusikan
kegiatan yang sudah dilakukan
Kegiatan
Akhir
Do’a
penutup dan salam
|
2. Data Hasil Belajar Sebelum Siklus
No.
|
Kategori
|
Skor
|
Jumlah Siswa
|
Presentasi (%)
|
1
2
3
4
5
|
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
|
5
4
3
2
1
|
0
0
8
9
0
|
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%
8/17 x 100% = 47,1%
9/17 x 100% = 52,9%
0/17 x 100% = 0%
|
|
17
|
100%
|
Presentasi perolehan skor masih jauh
dari harapan. Sekalipun tidak ada siswa yang mendapat nilai 1, tetapi juga
tidak ada siswa yang mendapat skor 4 dan skor 5. Sementara siswa yang
mendapatkan skor 2 sebanyak 52,9% ( 9 anak), sedangkan 47,1% ( 8 anak)
mendapatkan skor 3 (cukup baik).
Demikian halnya dengan keaktifan
siswa (perilaku anak ekstrovert dikelas) dalam proses pembelajran juga tidak
optimal. Observasi pendahuluan dengan aspek observasi meliputi konsentrasi
siswa, tanggungjawab, antusiasme, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan
keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan.
Tabel 5
Data
Keaktifan Siswa Sebelum Siklus
No.
|
Kategori
|
Skor
|
Jumlah Siswa
|
Presentasi (%)
|
1
2
3
4
5
|
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
|
5
4
3
2
1
|
0
0
8
9
0
|
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%
8/17 x 100% = 47,1%
9/17 x 100% = 52,9%
0/17 x 100% = 0%
|
|
17
|
100%
|
Sumber data : lembar observasi siswa
sebelum siklus (lampiran 1)
Keaktifan siswa sebagai perilaku
yang menyertai hasil belajar, ternyata datanya sama dengan data hasil belajar.
C.
Pelaksanaan Tindakan Kelas
Siklus I
Berdasarkan evaluasi pada observasi awal ada
beberapa aspek yang harus dibenahi menyangkut aspek pembelajaran, aspek
motivasi siswa dan motivasi belajar. Untuk itu dalam siklus I ini dilakukan 4
tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan
disusun berdasarkan kekurangan observasi awal yang ditampilkan pada RPPH yang mencakup : kompetensi dasar, hasil
belajar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber/bahan, dan
penilaian
(skoring). Kemudian membuat lembar observasi siswa dan membuat lembar hasil
belajar siswa.
2. Tindakan
Tindakan
dilakukan dengan mengacu pada skenario atau tahapan – tahapan dalam RPPH.
3. Observasi
Observasi
dilakukan dengan mengacu pada Instrumen observasi yang telah disusun. Observasi
dilakukan dari awal sampai akhir proses pembelajaran siklus I untuk mencatat
keaktifan siswa (perilaku anak ekstrovert di kelas) meliputi konsentrasi siswa,
antusiasme siswa, tanggungjawab siswa, keberanian siswa dalam mengajukan
pertanyaan dan keberhasilan siswa dalam menjawab pertanyaan
4. Refleksi Siklus I
Setelah
dilakukan lembar hasil belajar melalui lembar formatif ( lampiran 1) dalam
memperbaiki perilaku anak ekstrovert melalui metode pembelajaran kelompok pada
siklus ,maka diperoleh data hasil belajar.
Tabel 6
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No.
|
Kategori
|
Skor
|
Jumlah Siswa
|
Presentasi (%)
|
1
2
3
4
5
|
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
|
5
4
3
2
1
|
4
3
8
2
0
|
4/17 x 100% = 23,53%
3/17 x 100% = 17,65%
8/17 x 100% = 47,1%
2/17 x 100% = 11,76%
0/17 x 100% = 0%
|
|
17
|
100%
|
Sumber
data : Lembar hasil belajar siklus I (lampiran 2)
Tabel 7
Data Keaktifan Siswa Siklus I
No.
|
Kategori
|
Skor
|
Jumlah Siswa
|
Presentasi (%)
|
1
2
3
4
5
|
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
|
5
4
3
2
1
|
4
5
8
0
0
|
4/17 x 100% = 23,53%
5/17 x 100% = 29,4%
8/17 x 100% = 47,1%
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%
|
|
17
|
100%
|
Berdasarkan data hasil belajar siswa
table 6 dan data keaktifan siswa table 7 yang nyaris sama, tidak ada siswa yang
mendapat skor 4 dan 5. Setelah siklus I, siswa yang mendapat skor 4 dan 5
mencapai 51, 93%. Perbedaannnya pada hasil belajar masih terdapat 2 orang siswa
yang mendapat skor 2, sedangkan pada data keaktifan tidak ada seorang siswapun
yang mendapat skor 2 ( kuarang baik)
Peningkatan hasil belajar ini untuk
memperbaiki perilaku anak yang ekstrovert kelompok B PAUD Islam Al-Haniif dari
sebelum siklus ke siklus I, dapat dilihat lebih jelas dalam table 8 berikut
ini.
Tabel 8
Data Hasil Belajar Pra Siklus dan
Siklus I
NO
|
Kategori
|
Skor
|
Pra Siklus
|
Siklus I
|
||
Juml.Siswa
|
%
|
Juml.Siswa
|
%
|
|||
1
|
Sangat Baik
|
5
|
0
|
0%
|
4
|
23,53%
|
2
|
Baik
|
4
|
0
|
0%
|
3
|
17,65%
|
3
|
Cukup
|
3
|
8
|
47,1%
|
8
|
42,1 %
|
4
|
Kurang Baik
|
2
|
9
|
52,9%
|
2
|
11,76%
|
5
|
Kurang
|
1
|
0
|
0%
|
0
|
0
|
Jumlah
|
17
|
100%
|
17
|
100%
|
Dari
tabel 8 tersebut tampak jelas adanya peningkatan hasil belajar antara sebelum
siklus dan sesudah siklus I. namun mengingat hasil adanya beberapa siswa yang
mendapat hasil belajar cukup baik (skor 3), bahkan masih ada seorang siswa yang
mendapat hasil belajar kurang baik (skor 2), maka perlu dilaksanakan tambahan
tindakan pada siklus II.
Siklus II
Perencanaan tindakan pada Siklus II ini pada
dasarnya sama dengan perencanaan tindakan pada Siklus I. Namun ada tindakan tambahan
pada siklus II ini, yakni memberikan solusi terhadap siswa yang ekstrovert
untuk dapat berkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran agar mendapatkan kriteria
menjadi baik atau sangat baik.
1. Perencanaan
Perencanaan
disusun berdasarkan kekurangan observasi awal yang ditampilkan pada RPPH yang
mencakup : kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat
dan sumber/bahan, dan
penilaian
(skoring). Kemudian membuat lembar observasi siswa dan membuat lembar hasil
belajar siswa.
2. Tindakan
Tindakan dilakukan dengan mengacu
pada skenario atau tahapan – tahapan dalam RPPH di siklus II.
3. Observasi
Observasi dilakukan dari awal sampai
akhir pembelajaran siklus II untuk mencatat pengamatan tentang keaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Refleksi Siklus II
Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, dari lembar hasil
belajar siswa diperoleh pada tabel 9 berikut ini :
Tabel 9
Data Hasil Belajar Siklus II
No.
|
Kategori
|
Skor
|
Jumlah Siswa
|
Presentasi (%)
|
1
2
3
4
5
|
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
|
5
4
3
2
1
|
8
9
0
0
0
|
8/17 x 100% = 42,1%
9/17 x 100% = 57,9%
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%
|
|
17
|
100%
|
Berdasarkan tabel 9 tersebut, dapat diketahui peningkatan
hasil belajar yang signifikan jika dibandingkan dengan siklus I. Signifikan
peningkatan hasil belajar tersebut, ternyata didukung oleh peningkatan
keaktifan siswa (perilaku anak ekstrovert dikelas) pada siklus II. Dari lembar
observasi siswa pada siklus II diperoleh data pada tabel 10 berikut ini.
Tabel 10
Data Keaktifan Siswa Siklus II
No.
|
Kategori
|
Skor
|
Jumlah Siswa
|
Presentasi (%)
|
1
2
3
4
5
|
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
|
5
4
3
2
1
|
12
5
0
0
0
|
12/17 x 100% =70.59 %
5/17 x 100% = 29,41%
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%
0/17 x 100% = 0%
|
|
17
|
100%
|
Sumber
data : lembar observasi siswa siklus II (lampiran 3)
Data keaktifan siswa dalam tabel 10
tersebut di atas ternyata sama persis dengan data hasil belajar siswa pada
tabel 9. Tidak ada lagi siswa yang keaktifan masuk criteria cukup baik.
Semuanya meningkat dalam criteria baik dengan sangat baik.
Untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa dari sebelum siklus sampai setelah siklus I dan siklus II, dapat
dilihat dalam data hasil belajar antar siklus pada tabel 11 berikut ini :
Tabel 11
Data Hasil Belajar Pra Siklus,
Siklus I dan siklus II
NO
|
Kategori
|
Skor
|
Pra Siklus
|
Siklus I
|
Siklus II
|
||||
Juml.Siswa
|
%
|
Juml.Siswa
|
%
|
Juml.Siswa
|
%
|
||||
1
|
Sangat Baik
|
5
|
0
|
0
|
4
|
23,53
|
8
|
47,1
|
|
2
|
Baik
|
4
|
0
|
0
|
3
|
17,65
|
9
|
52,9
|
|
3
|
Cukup
|
3
|
8
|
47,1
|
8
|
42,1
|
0
|
0
|
|
4
|
Kurang Baik
|
2
|
9
|
52,9
|
2
|
11,76
|
0
|
0
|
|
5
|
Kurang
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
Jumlah
|
17
|
100
|
17
|
100
|
17
|
100
|
Berdasarkan data pada tabel 11 tersebut dapat disimpulkan
bahwa semakin meningkatnya hasil belajar siswa pada kategori di atasnya dari
siklus ke siklus menunjukkan kriteria peningkatan kualitas pembelajaran dalam
penelitian tindakan kelas ini. Dengan kata lain, Indikator kinerja dari data
kuantitatif dapat dicapai pada siklus II, sehingga tidak perlu dilakukan
tindakan pada siklus berikutnya.
D. Pembahasan
Hasil penelitian tindakan kelas dalam rangka memperbaiki
perilaku anak yang ekstrovert pada kelompok B di PAUD Islam Al-Haniif Desa Adi
Dharma Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon Tahun pelajaran 2015 – 2016
melalui pendekatan individual, dapatlah dilakukan pembehasan sebagai berikut :
Pertama, secara umum semakin meningkatnya hasil belajar
siswa pada kategori diatasnya dari siklus ke siklus menunjukkan criteria
peningkatan kualitas pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas. Dan
peningkatan keaktifan siswa dari siklus ke siklus menunjukkan peningkatan sikap
positif baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya sebagai indikator
peningkatan pembelajaran positif.
Kedua, peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan
dengan pendekatan Individual ditandai oleh adanya peningkatan hasil belajar
siswa dan keaktifan siswa di kelas, mulai tampak nyata dari sebelum siklus ke siklus, dan lebih nyata lagi peningkatan
kualitas pembelajaran dari siklus I ke siklus II.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan, bahwa memperbaiki
perilaku anak ekstrovert pada kelompok B dengan pendekatan individual di PAUD
Islam Al-Haniif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada anak yang
ekstrovert.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis data penelitian tindakan kelas
maka disusun kesimpulan sebagai berikut :
1. Guru melakukan motivasi dan inovasi
dalam melakukan pembelajaran sehingga anak kelompok B yang ekstrovert dapat
diperbaiki.
2. Terdapat perbaikan perilaku anak
yang ekstrovert dengan pendekatan individual yang dilakukan guru dapat
meningkatkan aktifitas anak yang berperilaku ekstrovert ke hal-hal yang lebih
positif.
B. Saran atau Rekomendasi
1. Pengembangan kajian dan wawasan
tentang pendekatan individual dalam
pembelajaran agar lebih diperhatikan sehingga waktu yang diberikan pada saat
melakukan pendekatan individual antara guru dan anak didik lebih banyak
2. Diharapkan dapat melakukan inovasi
dalam pendekatan individual ini sehingga anak yang berperilaku ekstrovert
maupun yang normal mendapat perlakuan yang sama.
Langganan:
Postingan (Atom)